RSS
email

Mengintip Pembelajaran Ruang Presentasi





"Anak-anak, sekarang akan kita bahas materi mengenai perbedaan orde baru dan orde lama. Silahkan keluarkan buku catatan kalian dan akan ibu diktekan materinya." Ujar bu guru PKN pagi itu. Beberapa saat kemudian siswa sibuk menyiapkan buku dan alat tulis untuk mencatat materi yang didiktekan oleh sang guru. Lalu sang guru mulai mendiktekan materinya.

Ini mungkin masih dialami oleh beberapa sekolah di Indonesia. Termasuk sekolahku juga, namun setelah sekolahku mendapatkan sertifikasi ISO sebagai sekolah rintisan standar internasional, proses beajar yang demikian pun mulai diubah. Apalagi dengan tuntutan KTSP yang menuntut siswa harus aktif untuk belajar dan guru hanya berperan sebagai fasilitas sekolah yang membantu siswa ketika mereka mengalami kesulitan. Oleh karenanya kini berkembang metode pembelajaran dengan diskusi, praktik mandiri serta presentasi. Khusus untuk pembelajaran dengan metode presentasi, SMK N 2 Depok telah menyediakan ruang khusus sebagai ruang untuk presentasi.

Sebenarnya ruang ini tidak berbeda dengan ruang kelas lainnya. Hanya saja ruangan ini sudah dimodifikasi sedemikian rupa dengan menambahkan korden, dua buah papan tulis (whiteboard serta dua buah Ac. Selain itu, ruangan ini juga dilengkapi dengan layar serta proyektor LCD sebagai meia presentasi. Komputer pun disediakan di meja guru sebagai input data.

Proses pembelajarannya adalah, siswa diberikan materi untuk dipelajari sendiri. Materi tersebut nantinya akan dipresentasikan di depan kelas dengan pendengarnya adalah siswa lain. Cara penyampaian materi pun beragam. Boleh dengan teknik guru (menyampaikan materi dengan cara mengajar seperti guru) atau dengan komputer (menggunakan power point atau pun flash). Hasilnya adalah siswa yang mendengarkan jadi lebih aktif bertanya dan siswa yang mempresentasikan materi akan mendapatkan keterampilan public speaking. BUkankah SDM dengan keterampilan berbicara palin dibutuhkan oleh perusahaan besar?

Kemudian bagaimana dengan guru? Dalam proses belajar demikian, guru berperan sebagai pengamat sekaligus korektor. Apabila dalam presentasi ada suatu kesalahan atau terdapat pertanyaan yang belum bisa dijawab presentator, Guru akan menjelaskannya dan membenarkan materi yang disampaikan.

Ya itulah salah satu teknik pembelajaran yang diterapkan di SMK N 2 Depok. Dengan demikian dharapan siswa tidak hanya menjadi siswa yang pasif (hanya mendengar dan mencatat) namun dapat menjadi siswa yang aktif (aktif berbicara dan menerangkan materi).




Baca Juga Artikel yang Terkait dengan




Bookmark and Share

0 komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih Komentarnya